Senin, 15 Desember 2008

(1) KANGEN

tahukah kamu aku pernah meneleponmu
meski terpaksa harus ubah suara dan nama palsu
sungguhkah kamu sedih saat itu
waktu kukabarkan ajal meregang karena rindu

Makassar 09022004

(2) KANGEN

senja datang menjemput langkah para musafir
memasuki malam, memasuki liang masa berselubung rahasia
dimanakah kegelapan menyekapmu?
mendadak rindu dan putus asa menjadi lagu pengantar lena

Makassar 09022004

(3) KANGEN

Kau menggenangiku air mata kerinduan
Kau menggenangi jalan-jalan, kota-kota, siang dan malam
Mengendapkan kegelisahan di ceruk-ceruk jiwa
Menghanyutkan kesedihan ke setiap kenangan
Musim pun berubah, air mata kerinduan tetap menggenang
Kian meluap dan mengalir menjadi sungai
Sungai air mata kerinduan
Jauh ke muara
Muara air mata kerinduan
Hingga ke samudera
Samudera air mata kerinduan

Aku terus berlayar mengarungi samudera air mata kerinduanmu, menuju matahari

Makassar 09022004

(4) KANGEN

siapa pemilik tangis tengah malam itu
tak pernah kudengar kesedihan serupanya
seolah itu adalah kesedihan terakhirnya
setelah itu bahagia selamanya

seperti itukah kesedihan seorang kekasih
dalam penantiannya di bumi
menyimpan rindunya sebagai matahari
dan doanya telah menggantikan kehadiran rembulan

Makassar 09022004

(5) KANGEN

engkau pun sendu bergemuruh
saat rindu memeluk auramu
duhai sukma yang entah kemana
seketika hujan baluri tanah dan nisan

Makassar 11022004

Minggu, 07 Desember 2008

BINTANG BICARA TENTANG CAHAYA

berpikirlah seperti rembulan
agar kau tahu arti kegelapan
jangan ejakan kata cahaya pada bintang
atau jutaan makna akan dibahasnya
hingga kau malu untuk berselubungkan cahayamu

Makassar 17012002

DOA SANG PENGKHIANAT

Ilahi…
Sujudku malam itu dalam shalatku
Seperti khusu’nya para wali-Mu
Harapan-harapan yang mengisi doaku
Adalah doa syuhada para pejuang-Mu
Air mata yang mengalir dalam linangan tangisku
Adalah taubat nasuhah para pencinta-Mu

Ya Ilahi…
Demi nama para wali-Mu
Jangan biarkan bara api menyentuh dahiku
Yang hanya bersujud pada-Mu
Yang hanya menunduk pada-Mu
Yang hanya menyembah Dzat-Mu

Ya Ilahi…
Demi doa para syuhada-Mu
Jangan beri rasa sakit saat roh meninggalkan jasadku
Yang hanya menjadi abid pada-Mu
Yang hanya menjadi amil di jalan-Mu
Yang hanya menjadi amir di restu-Mu

Ya Ilahi…
Demi tangis para pencinta-Mu
Jangan biarkan keluh menghinggapi lidahku
Yang hanya bertasbih pada-Mu
Yang hanya bertahmid pada-Mu
Yang hanya bertahlil pada-Mu
Menyeru Asma Suci-Mu

Ya Ilahi…
Demi para Utusan-Mu
Beri aku kematian
Seperti kematian para Nabi-Mu

Sabtu, 06 Desember 2008

SAKARAT EL-MAUT


berpetalah pada gelisah
yang meretas jejak ruhiah
melepas jasad tengah rebah
pada kalimat La Ilaha illallah

Makassar 17012002

PELAYARAN INI


jika geladak telah sepi
berbisiklah pada angin yang membelai layar
jangan kau keringkan peluh nakhoda
hingga darat menjelang di ufuk buritan

Makassar 17012002

TENTANG CAHAYA

tuli bisukah dirimu?
hingga tak dengar dan jawab
ketukanku di jendela bilik hatimu
atau kau telah menolak cahaya mentari
yang hendak mengurai mendung hari kemarin


Makassar 17012002

Jumat, 05 Desember 2008

KITA; KARANG DAN OMBAK


sebab aku hanya punya satu cinta
mengapa tak kau jelas hasratmu
atau karang tak lagi jadi milik ombak
dan ombak tak segarang dirinya

Makassar 17012002

EKSPLOITASI

Demi cinta yang bersemayam dalam jiwa
Demi amarah yang akan membakar jenazahku
Kuhambakan jasadku padamu

Makassar 17012002

(2) OPERA


seorang lelaki berlatar kehidupan
bernyanyi di himpitan takdir
seorang perempuan berkostum kematian
lalu cinta dan kendala; tragedi

Makassar 10022004

(1) OPERA


asalkan kau terus menari dalam pikiranku
untuk aku dan birahi
cerita tak kan pernah kehabisan pentas
dunia pun bersorak puas, ada juga kecewa

Makassar 10022004

Selasa, 02 Desember 2008

GEMA UNTUKMU YANG MENANGIS

Aku menjadi gema di malam engkau menangis
Menyusupi udara yg menggetarkan lidah-lidah api dari lilin dan kegelapan
Tangan-tangan malam menyeretku hingga tersisa hanya sayup-sayup
Huruf terakhir namamu pun telah terpenjara dalam beku
Wahai lidah-lidah api dari lilin dan kegelapan
Dan untukmu yang menangis di malam itu
Dalam gema yang tak lagi bergema
Cinta tetap tak mampu kueja

Makassar 23012004